I LOVE YOU

JUDUL


www.adsensecamp.com

Selasa, 06 Desember 2011

Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cembung

DAFTAR ISI


DAFTAR ISI 1

KATA PENGANTAR.. 2

BAB I 3
PENDAHULUAN.. 3
1.1. Latar Belakang. 3
1.2. Rumusan Masalah. 3
1.3.Tujuan Penelitian. 3
1.4. Manfaat Penelitian
BAB II 5
TINJAUAN PUSTAKA.. 5
2.1 DASAR TEORI
5
2.2 Cermin Datar 5
2.3 Lensa. 6
2.4 Pembiasan Cahaya. 7
2.5 Cahaya. 7
2.6 Pemantulan Cahaya. 8
2.6.1. Hukum Pemantulan Cahaya oleh Snellius. 8
2.6.2. Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur 9
2.6.3 Pemantulan Pada Cermin Lengkung. 9
BAB III 11
METODE PENELITIAN.. 11
3.1. Jenis Penelitian. 11
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian. 11
3.3. Tekhnik Pengumpulan Data. 11
3.3.1. Tahap Persiapan. 11
3.3.2. Tahap Percobaan. 12
3.3.3. Tahap Akhir 12
3.4. Tehnik Analisi Data. 13
3.5. Definisi Operasional 13
BAB IV.. 15
HASIL DAN PEMBAHASAN.. 15
4.1 CERMIN CEKUNG.. 15
4.2 Pembentukan bayangan oleh cermin cekung. 15
BAB IV.. 21
PENUTUP. 21
4.1  Tujuan Praktikum.. 21
4.2  Manfaat 21
4.3 KESIMPULAN.. 21

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

         Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
        Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
                                                                                                                                                                                                                                                Binjai, 30 September 2009


Penulis 
                                                                                                                                                                                            

 * PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEKUNG


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cabang fisika yang mempelajari cahaya yang meliputi bagaimana terjadinya cahaya,bagaiamana perambatannya, bagaimana pengukurannya, bagaimana pemantulan cahaya dan bayangan pada cermin dikenal dengan nama Optika.
Gejala pemantulan dan bayangan pada cermin selalu kita alami dalam keseharian. Pemantulan cahaya terbagi atas pemantulan cahaya teratur dan pemantulan cahaya baur. Ada tiga jenis cermin, salah satu dari ketiga jenis cermin tersebut adalah cermin cekung.
Untuk mengetahui bagaimana pemantulan yang terjadi pada cermin cekung maka dilakukanlah praktikum yang berhubungan dengan hal tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimanakah jalannya sinar datang dan sinar pantul pada cermin cekung?
1.2.2. Bagaimana aplikasi cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui jalannya sinar datang dan sinar pantul pada cermin cekung?
1.3.2. Untuk mengetahui aplikasi cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari

1.4. Manfaat Penelitianc

1.4.1. Agar dapat mengetahui jalannya sinar datang dan sinar pantul pada cermin cekung.
1.4.2. Agar dapat mengetahui aplikasi cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI

Snellius menyatakan bahwa:
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak
pada satu bidang datar.
2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r), secara matematis i = r.
Melakukan kegiatan praktikum
seperti berikut.


2.2 Cermin Datar
Ada tiga macam bentuk cermin, yaitu :
a. Cermin datar
b. Cermin cekung
c. Cermin cekung
Cermin datar merupakan cermin yang tidak memiliki jari-jari kelengkungan. Sifat bayangan yang dibentuk olehnya adalah :
1. Maya
2. Sama besar dengan bendanya
3. Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
4. Jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak bayangan terhadap cermin.
Bayangan yang dibentuk pada cermin datar adalah maya, yaitu bayangan yang terjadi karena pertemuan perpanjangan sinar-sinar cahaya. Sinar cahaya adalah sinar yang terdapat di depan cermin sedangkan perpanjangan sinar cahaya yang dimaksud adalah menuju bagian belakang cermin. Pada cermin lengkung (cekung dan cekung ) ada bayangan yang sifatnya nyata, yaitu bayangan yang terjadi karena pertemuan langsung sinar-sinar cahaya (bukan perpanjangan) dan dapat ditangkap oleh layar. Pembentukan bayangan pada cermin datar dapat dilukiskan sebagai berikut :
1. lukis sinar pertama yang datang dari benda menuju cermin dan pantulkan ke mata sesuai hukum pemantulan yaitu sudut datang  =  sudut pantul.
2. lukis sinar kedua yang datang dari benda menuju ke cermin dan dipantulkan ke mata sesuai hukum pemantulan.
3. perpanjangan sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua di belakang cermin  akan berpotongan dan merupakan bayangan.

2.3 Lensa

Ada dua jenis lensa, yaitu lensa cekung dan lensa cekung. Pada lensa cekung (konveks) bagian tengahnya lebih tebal,mengumpulkan sinar (konvergen), memiliki tiga golongan yaitu cekung ganda (bikonveks), cekung datar (plankonveks), cekung cekung (konkaf-konveks). Pada lensa cekung (konkaf) yang bersifat memencarkan sinar (divergen) memiliki tiga golongan, yaitu bikonkaf, plankonkaf, dan konkaf-konveks.
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif f1.
2. Sinar datang melalui titik fokus pasif f2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Bayangan yang dibentuk pada lensa cekung tergantung dari letak benda tersebut.
Ada beberapa kemungkinan sifat bayangan pada lensa cekung diantaranya :
1. Benda terletak antara O dan f2 bayangan yang dibentuk bersifat maya tegak diperbesar.
2. Benda terletak di R1 bayangan yang dibentuk bersifat nyata, terbalik dan sama besar.
3. Benda terletak di f1 bayangan di tak terhingga (sinar bia sejajar).
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan dari titik fokus aktif f1.
2. Sinar datang seolah-olah menuju ke titik fokus pasif f2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa membias.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung bersifat maya, tegak, dan diperkecil.


 2.4 Pembiasan Cahaya


a.  Hukum I Pembiasan
Menyatakan  bahwa “sinar datang (i), sinar bias (r) , dan garis normal terletak pada satu bidang datar ”.
b.  Indeks bias mutlak
indeks bias mutlak dapat dipandang sebagai suatu ukuran kemampuan medium itu untuk membelokkan cahaya. Semakin besar indeks bias suatu medium, maka semakin kuat membelokkan cahaya.
c.  Indeks bias relatif
Apabila cahaya datang dari gelas menuju air dianggap ada lapisan udara di antaranya,sehingga berlaku persamaan :
n1 sin qi  = n2 sin qr
dimana :  n1 :  indeks bias medium 1
qi :  sudut datang medium 1
n2 :  indeks bias medium 2
qr :  sudut bias medium 2

2.5 Cahaya

Cahaya adalah energi; ia dapat menyebabkan suatu materi berubah; sebaliknya, materi pun dapat menjadi sumber dari energi cahaya. Ada dua pendapat tentang “cahaya”, yakni cahaya sebagai materi, dan cahaya sebagai gelombang. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik; setiap benda (materi) yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya.
Ada 3 jenis cahaya yaitu cahaya divergen, cahaya konvergen, dan cahaya paralel. Bila cahaya mengenai suatu benda maka cahaya (seluruhnya atau sebagian) dapat menembus benda itu, atau cahaya itu tak dapat menembus benda. Gejala yang muncul akibat cahaya mengenai suatu benda adalah pemantulan; sifat pantulan ini bergantung pada sifat permukaan benda.
Cahaya memiliki sifat-sifat berikut :
· Dapat dilihat oleh mata
· Memiliki arah ramabat yang tegak lurus arah getar
· Merambat menurut garis lurus
· Memiliki energi
· Dipancarkan dalam bentuk radiasi
· Dapat mengalami pemantuan, pembiasan, interfensi, difraksi, dan polarisasi
Ciri utama dari gelombang adalah bahwa ia tak pernah diam, sebaliknya cahaya selalu bergerak. Benda-benda yang sangat panas seperti matahari dan filamen lampu listrik memancarkan cahaya mereka sendiri. Begitu juga cahaya lilin atau cahaya pada layar televisi yang dibangkitkan oleh tumbukan antara electron berkecepatan tinggi dengan zat yang dapat berfluoresensi (berpendar) yang terdapat pada layar televisi. Mereka merupakan sumber cahaya.
Cahaya merambat lurus seperti yang dapat kita lihat pada cahaya yang keluar dari sebuah lampu teater di ruangan yang gelap atau Laser yang melintasi asap atau debu.Oleh karenanya cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus erarah yang disebut sinar cahaya, sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah. Berkas cahaya bisa paralel, divergen (menyebar)atau konvergen (mengumpul).

2.6 Pemantulan Cahaya

2.6.1. Hukum Pemantulan Cahaya oleh Snellius

Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang dan berpotongan di satu titik pada bidang tersebut.
Sudut antara sinar pantul dan garis normal sama dengan sudut antara sinar datang dan garis normal, garis normal adalah garis yang tegal lurus bidang datar.

2.6.2. Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur

· Pemantulan Biasa
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa.
· Pemantulan BaurBerbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan ini disebut pemantulan baur. Akibat pemantulan baur ini kita dapat melihat benda dari berbagai arah. Misalny pada kain atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang gelap kita dapa tmelihat apa yang ada pada kain atau kertas tersebut dari berbagai arah. Pemantulan baur yang dilakukan oleh partikel-partikel debu di udara yang berperan dalam mengurangi kesilauan sinar matahari.

2.6.3 Pemantulan Pada Cermin Lengkung

Cermin lengkung adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk lengkung. Cermin lengkung di bagi menjadi dua, yaitu vermin cekung dan cermin cekung. Cermin cekung adalah cermin lengkung yang mempunyai permukaan pantul berbentuk cekung, sedangkan cermin cekung adalah cermin lengkung yang mempunyai permukaan pantul berbentuk cekung.
Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar. Cermin cekung memiliki titik fokus dan titik pusat kelengkungan di belakang cermin, karena itulah jari-jari kelengkungan dan jarak titk fokus vermin cekung adalah negatif. Pada cermin cekung tiga ruang, yakni ruang I, ruang II, dan ruang III berada di belakang cermin, sehungga ruang pada cermin ini ruang maya.
Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan menyebar seolah-olah berasal dari titik fokus(F). Panjang fokus (f) sama dengan setengah jari-jari kelengkungan cermin. Cermin cekung memiliki sinar- istimewa, yaitu :
· Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus.
· Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
· Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan melalui lintasan yang sama.

 BAB III

METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian

Terdapat beberapa jenis penelitian yaitu antara lain, penelitian eksperimental, penelitian deskritif, penelitian historis, penelitian rekayasa dan juga penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kali ini, peneliti memilih penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakor-faktor dan juga hubungan sebab akibat pada suatu kondisi yang terkendali. Dengan menggunakan penelitian eksperimental dapat juga membantu peneliti untuk menjelaskan secara lebih teliti suatu fenomena.
Jenis penelitian ini digunakan karena di anggap cocok untuk memecahkan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium IPA Sma Negeri Model Terpadu Madani. Pada tanggal 15 Maret 2008

3.3. Tekhnik Pengumpulan Data

Langkah – langkah yang di tempuh pada saat pengambilan data adalah sebagai berikut :

3.3.1. Tahap Persiapan

· Menyiapkan alat dan bahan
-         1 Cermin cekung (f = 15 cm)
-         1 Mistar kayu 100 cm
-         3 Pegangan lensa
-         1 layar putih dari karton atau kaca buram
-         Lensa cekung 10 cm
-         Kertas karbon
-         1 Lampu TL lengkap (10 watt atau 20 watt) sebagai pengganti lampu senter
-         Statif lengkap

3.3.2. Tahap Percobaan

· Letak meja optik maupun kertas diatur agar cahaya tengah berimpit dengan garis pada kertas
· Berkas-berkas sinar yang tampak pada kertas digambar dengan menggunakan pinsil.
· Cermin cekung dihadapkan ke sumber cahaya . diusahakan sinar pantul ditengah berimpit dengan sinar datang. Garis permukaan cermin di gambar.
· Sinar pantul ditandai dengan tanda silang lalu permukaan cermin pantulnya digambar.
· Cermin kombinasi disingkirkan dan sinar-sinar pantulnya digambar.

3.3.3. Tahap Akhir

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data. Setelah itu menusun laporan penelitian.

No.
S0 (cm)
S1 (cm)
1    (cm- 1 )
S0
1    (cm-1)
S1
1    + 1
S0        S1
h` (cm)
h`
     h
S0
S1
1.
20
36




11


2.
25
30




11


3.
30
26




12


4.
35
20




12


5.
40
19




13



3.4. Tehnik Analisi Data

KRITIK/VERIFIKASI (PENYELEKSIAN DATA)
Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan verifikasi. Dalam hal ini diharuskan menyeleksi data-data yang didapatkan. Apabila saat melakukan praktikum didapatkan data yang tidak diperlukan, maka data itu harus dihilangkan atau dibuang. Dari hasil pengkritikan ini, maka dapat memunculkan fakta yang lebih kuat dibanding data.
INTERPRETASI (penafsiran data)
Setelah ditemukan fakta dari hasil pengkritikan, langkah selanjutnya adalah interpretasi. Interpretasi adalah kemampuan penulis dalam menafsirkan dengan cara menghubungkan kejadian yang satu dengan kejadian yang lain
historiografi (PENULISAN DATA)
Setelah melakukan interpretasi, maka tahapan selanjutnya dalam melakukan penelitian adalah melakukan penulisan ilmiah yang disebut historiografi. Dalam histiografi akan dijelaskan permasalahan penelitian fisika secara konkrit.

3.5. Definisi Operasional

Untuk lebih memudahkan dalam memahami laporan yang telah disusun, maka istilah-istilah yang dipakai pada laporan harus didefinisikan. Definisi istilah-istilah yang dipakai pada laporan ini adalah sebagai berikut :
· Sinar datang
Adalah salah satu berkas cahaya yang bergerak lurus ke permukaan cermin
· Sinar pantul
Adalah sebagian sinar yang dipantulkan oleh cermin.
· fokus utama atau titik fokus (F)
Merupakan sebuah titik pada sumbu utama tempat berkumpulnya sinar-sinar sejajar yang mendatangi cermin cekung.
· Pusat kelengkungan
Pusat kelengkungan yang dimaksud di sini adalah pusat kelengkungan cermin.
· Jari-jari kelengkungan R
Jari-jari kelengkungan R merupakan jari-jari bola cermin.
· Sumbu utama
Adalah garis lurus yang menghubungkan antara pusat kelengkungan dan verteks.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 CERMIN CEKUNG

Rumus yang berlaku untuk cermin cekung den cermin cembung adalah
f = R / 2
1/f = 1/s + 1/s'
M = |y' / y | = |s' / s |
Dengan :
R = jari-jari kelengkungan
f = fokus (jarak titik api)
M= pembesaran bayangan

Bayangan yang terbentuk selalu maya, tegak dan diperkecil.

DUA BUAH CERMIN ATAU DUA BUAH LENSA BERHADAPAN
Prinsip dua cermin sama dengan dua lensa yaitu bayangan yang dihasilkan dari cermin 1 merupakan benda untuk cermin 2, sehingga:
d = s1' + s2
Mtot = | (s1'/s1) x (s2'/s2) |
d = jarak kedua cermin/lensa
s1' = jarak bayangan 1 ke cermin/lensa 1
s2 = jarak benda 2 ke cermin/lensa 2


4.2 Pembentukan bayangan oleh cermin cekung

Seperti telah dikatakan berulang-ulang, pembentukan bayangan oleh cermin cekung mematuhi hukum-hukum pemantulan cahaya. Untuk dapat melukis bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung biasanya digunakan tiga sinar istimewa. Sinar istimewa adalah sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus mengukur sudut datang dan sudut pantulnya. Tiga sinar istimewa itu adalah,
1.
Sinar yang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan itu lagi.


Gambar 19
Sinar yang melewati titik pusat kelengkungan akan dipantulkan cermin cekung melewati titik tersebut.
2.
Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama.


Gambar 20
Sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus utama
3.
Sinar yang melalui fokus utama akan dipantulkan sejajar sumbu utama.


Gambar 21
Sinar yang melalui fokus utama dipantulkan sejajar sumbu utama.
Untuk dapat melukis bayangan suatu benda di depan cermin lengkung Anda cukup menggunakan dua dari tiga sinar istimewa di atas. Misalnya Anda hendak menentukan bayangan sebuah benda yang berada di depan cermin cekung. Posisi benda itu ada di antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin atau R > s > f seperti pada gambar 21. Bayangan benda dapat ditentukan dengan cara melukis dua sinar istimewa yang melewati titik B (kepala panah), yakni sinar yang sejajar sumbu utama (1) dan sinar yang melalui fokus utama cermin (2). Kedua sinar istimewa ini dipantulkan oleh cermin dan kedua sinar pantul ini akan berpotongan di satu titik (B'). Titik B' ini merupakan bayangan kepala anak panah tadi. Kemudian tariklah garis A'B' sejajar dengan garis AB, maka garis A'B' inilah yang merupakan bayangan dari benda AB. Bagaimana, mudah saja bukan?

Gambar 22
Bayangan suatu benda yang diletakkan di antara pusat kelengkungan dan titik fokus cermin cekung tampak terbalik diperbesar.
Bila Anda perhatikan bayangan A'B' dan benda AB lalu Anda bandingkan ukuran keduanya, tampak ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan juga bayangan terlihat terbalik. Selain itu, bila Anda perhatikan lebih jauh tampak bahwa bayangan benda AB dilewati oleh sinar-sinar pantul. Bayangan semacam ini ini disebut bayangan sejati . Bayangan sejati tidak dapat dilihat langsung oleh mata kita, tetapi dapat ditangkap oleh layar. Dengan kata lain kita hanya dapat melihat bayangan sejati melalui layar seperti saat kita menonton film di bioskop. Itu sebabnya bayangan sejati disebut juga bayangan nyata . Kebalikan dari bayangan nyata adalah bayangan maya . Bayangan maya tidak dapat ditangkap layar, namun dapat langsung dilihat oleh mata seperti bayangan pada cermin datar. Dilihat dari cara melukisnya, bayangan maya dibentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul seperti Anda lihat pada uraian selanjutnya.
Jadi, bayangan dari benda di depan cermin cekung pada posisi seperti Gambar 22 di atas akan memiliki sifat-sifat nyata , terbalik , dan diperbesar . Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah ukuran bayangan selalu lebih besar dari ukuran bendanya? Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik dan nyata?
Sifat-sifat bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung bergantung posisinya dari cermin. Tentang posisi benda di depan cermin cekung ini, masih tersisa kemungkinan-kemungkinan lain selain yang sudah diperlihatkan oleh Gambar 22. Mari kita cermati mereka satu-persatu.
1.
Posisi benda di sebelah kiri pusat kelengkungan cermin atau s > 2f.


Gambar 23
Bila jarak benda s > 2f sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik diperkecil.





2.


Untuk melukis bayangan benda, tetap digunakan dua sinar istimewa seperti pada gambar terdahulu dan bayangan yang terbentuk pun merupakan hasil perpotongan dari pantulan sinar-sinar istemewa itu. Bayangan benda yang terbentuk tampak diperkecil, terbalik dan nyata.

Posisi benda di jauh tak terhingga atau s = ~ .
Sinar-sinar yang berasal dari benda yang jauh tak terhingga datang ke cermin berupa sinar-sinar sejajar dan oleh cermin sinar-sinar ini akan dikumpulkan di fokus utama sehingga bayangan benda yang terbentuk hanya berupa titik di fokus utama


Gambar 24
Bayangan dari benda yang jauh tak terhingga dari cermin berupa titik di fokus utama.

3.
Posisi benda tepat di pusat kelengkungan cermin atau s = R.


Gambar 25
Bayangan dari suatu benda yang berada tepat di pusat kelengkungan cermin cekung tepat berada di pusat kelengkungan cermin cekung itu. Sifat-sifat bayangan adalah sama besar, terbalik dan nyata.



4.
Dengan cara yang sama kita dapatkan sifat bayangan dari benda yang sama besar, terbalik dan nyata.

Posisi benda tepat di titik F atau s = f.


Gambar 26
Bayangan suatu benda yang diletakkan di fokus utama cermin cekung ada di jauh tak terhingga.
5.
Sinar-sinar yang datang dari benda yang diletakkan tepat di fokus utama dipantulkan oleh cermin cekung sejajar sumbu utama sehingga tidak terbentuk bayangan sering juga dikatakan bahwa bayangan benda ada di jauh tak terhingga.
Posisi benda di antara titik F dan O atau s < f.


Gambar 27
Bayangan benda yang diletakkan di antara O dan F atau s < f akan diperbesar, tegak dan maya
Bila benda diletakkan pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokus cermin cekung, bayangan yang terbentuk merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul sehingga bayangannya bersifat maya. Dari gambar terlihat bahwa bayangan tampak tegak, diperbesar dan berada di belakang cermin sementara kemungkinan-kemungkinan terdahulu bayangan benda selalu di depan cermin cekung. Jadi dapat juga disimpulkan bahwa bila bayangan dari suatu benda nyata di depan cermin cekung terbentuk di depan cermin tersebut, maka bayangan benda itu merupakan bayangan nyata, sebaliknya bila bayangan terletak di belakang cermin bayangannya adalah bayangan maya. Dapat ditambahkan juga bahwa bayangan maya dari suatu benda nyata selalu tegak dan diperbesar.
Sehingga dapat kami simpulkan bahwasanya:
Benda nyata
:
Jika sinar datang divergen pada permukaan pembias (s > 0).
Benda maya
:
Jika sinar datang konvergen pada permukaan (s < 0)
Bayangan nyata
:
Jika sinar datang konvergen dari permukaan pembias (s’ > 0) berpotongan.
Bayangan maya
:
Jika sinar datang divergen dari permukaan pembias seakan-akan datang dari sebuah titik di pihak lain dari permukaan (s’ < 0).
BAB IV

PENUTUP


4.1  Tujuan Praktikum

-         Mengetahui sifat-sifat pembinaan pada cermin
-         Membiasakan siswa menggunakan alat-alat praktikum di laboraturium
-         Mengetahui letak titik fokus pada cermin cekung

4.2  Manfaat


-         Membiasakan siswa menggunakan alat-alat praktikum di laboraturium
-         Mengetahui letak titik fokus pada cermin cekung
-         Mengetahui sifat-sifat pembinaan pada cermin cekung

4.3 KESIMPULAN

 DAFTAR PUSTAKA


Wahidin, Sukarna Ade, Jalaludin Dudung, 2006. Pelajaran Fisika Untuk Kelas
X. Depok : Arya Duta.
Kanginan, Marthin, 2007. FISIKA Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Sears & Zemansky; Fisika untuk Universitas 2; Bina Cipta; Jakarta; 1994.
Halliday, Resnick; Fisika Dasar 2; Erlangga; Jakarta; 1977.
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar; ITS; Surabaya; 1998.


Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar